Rabu, 21 Desember 2016

Dilematika Nol dan Kosong

DILEMATIKA NOL DAN KOSONG
Syifa Luthfiyani Nurromdon 162151022

M
ATEMATIKA. Yes that’s right. Suatu mata pelajaran yang sangat ditakuti banyak orang. Tapi berbicara tentang matematika tidak akan pernah lepas dari kehidupan. Karena hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari  entah disadari atau tidak kita pasti menggunakan matematika. Bagaimana tidak, dalam proses jual beli yang sering terjadi dalam kehidupan kita itu menerapkan konsep matematika. Pokoknya mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi kita pasti menggunakan matematika. Oleh karena itu, matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus di kuasai oleh setiap orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya. Jadi jangan merasa takut lagi ya guys dengan pelajaran matematika JJ
Namun masih terdapat dilema dalam kehidupan ini, hahaha … tenang guys ini bukan dilema cinta ko. Akan tetapi dilema ini sering terjadi di semua kalangan manusia, entah itu pedagang, tukang bangunan, ibu kost, bapak kost, tukang jual pulsa, bahkan kita sebagai pelajar sekalipun.  Banyak yang bilang nol itu kosong, kosong itu sama dengan nol. Lalu sebenarnya apa yang terjadi sehingga terdapat dilematika antara nol dan kosong ???
Pada suatu hari, setelah selesai mata kuliah yang paling paling amazing yaitu apalagi kalau bukan Teori Bilangan, terjadi sebuah perbincangan antara dua orang pejuang matematika yang kebingungan akan tugas-tugas mata kuliahnya.
Syifa     : “Aaarrrgghhh.. streesss bangett”
Nida     : “Kamu kenapa syif ?”
Syifa     : “Lagi bingung”
Nida     : “Hari gini masih bingung, apa kata dunia. Hahaha “
Syifa     : “Bukannya nolongin malah ngetawain. huhh”
Nida     : “Haha becanda ko becanda. Emang kamu bingung kenapa?”
Syifa     : “Tugas numpuk belum selesai-selesai L
Nida     : “Dimana-mana kalau tugas belum selesai tuh di kerjain bukannya malah melamun. Dasar aneh ni orang”
Syifa     : “Udah sih tapi baru sebagian soalnya ada yang masih bingung, belum faham”
Nida     : “Kenapa gak tanya ke dosen mata kuliah nya aja ? kali aja nanti bisa lebih faham”
Syifa     : “ Hmm… bener juga ya”
Nida     : “Yaudah cepet hubungi dosennya biar gak kebingung lagi”
Syifa     : “Oke… eh tapi aku gak punya nomor hand phone nya. Kamu punya gak ?”
Nida     : “Punyalah masa engga”
Syifa     : “Yaudah cepet aku minta”
Nida     : “Wani piro ? hahahaha”
Syifa     : “Yaelah… buruan berapa nomor nya”
Nida     : “Iya iya.. nih kosong delapan satu kosong dua satu kosong tiga kosong dua kosong kosong”
Syifa     : “Gila…. Kosong nya buanyak bangett. Kosong apa nol ?”
Nida     : “Tau ah aku juga bingung. Dilema. Kosong apa nol yah? Tapi kayanya yang pantes itu kosong deh di banding sama nol”

            Dari percakapan di atas pasti pada bingung ya guys antara kosong dengan nol. Nol atau kosong, kosong atau nol. Hmmm…. Kalau nol sama dengan kosong berarti kosong sama dengan gak ada. Gak ada sama juga dengan gak kelihatan. Dan gak kelihatan itu adalah misteri. Jadi, nol sama dengan misteri ??? eitsss tenang guys bukan misteri hantu ko tapi MISTERI ANGKA NOL :D
Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekali pun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat.
Nol, penyebab komputer macet
Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Lebih parah lagi, tentu menambah bingung, mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 50 = 1, tetapi 500 = 1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.
Bilangan nol: tunawisma
Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.
Mudah, tetapi salah
Guru meminta Neli menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Neli berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1. Sehingga Neli tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.
Neli membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Neli membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21.
Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.
Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3x1+7x2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3x1+7x2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3x1+7x2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.
Bergerak, tetapi diam
Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.
Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat... yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, ..., 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2.
            Kalau dilihat-lihat sih nol dan kosong tidak ada bedanya. Tapi jangan salah terkadang juga suka ada kekeliruan dengan kedua kata tersebut. Misalnya seperti dalam percakapan di atas tadi. Dalam pengucapkan nomor handphone seringkali kita menyebutnya dengan “Kosong delapan satu …”. Padahal itu salah kaprah guys :D seharusnya pengucapan nomor handphone yang benar itu adalah “Nol delapan satu …”. Mengapa ?? bukannya seperti yang di bilang tadi bahwa nol sama dengan kosong ? Hohoho tidak begitu guys, ternyata di dalam matematika nol dan kosong sangatlah berbeda. Dalam ilmu matematika, kosong merupakan himpunan yang tidak memiliki anggota. Istilah lain untuk kosong ini adalah NULL, nihil, dan sejenis lainnya. Kosong dilambangkan dengan {}. Sedangkan nol merupakan sebuah angka yang di lambangkan dengan 0. Dalam garis bilangan, 0 terletak diantara 1 dan -1. Jadi jelaskan kan guys bahwa himpunan kosong tidak memiliki anggota, sedangkan pada himpunan nol memiliki anggota, yaitu angka 0.
Apabila kita tarik ke dalam bahasa inggris, sangatlah mencolok perbedaan antara kosong dengan nol. Kosong = empty, sedangkan nol = zero. Zero ada di banyak istilah misalnya zero sum game, beda halnya dengan empty.
Adapun di dalam bahasa Indonesia, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), nol merupakan bilangan yang di lambangkan dengan 0. Contohnya, suhu terendah di daerah A adalah nol derajat celcius. Sedangkan kosong menurut KBBI berarti tidak berisi. Misalnya, pernahkah kau merasa hatimu kosong ?,:D dsb.
Oke guys… sekarang sudah tau kan bedanya nol dengan kosong :D jadi jangan ke balik lagi yah hehe..
Saran saya dengan adanya essay ini, agar para pembaca dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari hari. Mulai dari hal yang terkecil misalnya, dalam pengucapan nomor handphone kita harus membiasakan mengucap 0 itu dengan sebutan nol, bukan kosong. Jadi mulai dari sekarang jangan salah lagi yah dalam menempatkan nol dan kosong :D :D



DAFTAR PUSTAKA